Selasa, 14 Juni 2016

Hitam-Biru

#30HariMenulis
-empatbelas-

Lautan hitam-biru terbentang di depan mata. Menakjubkan. Tapi bukan yang banyak itu yang membuat bibir ini tak berhenti tersenyum sepanjang hari. Disana, puluhan, tidak, ratusan meter di bawah sana, ada sosok-sosok dengan warna yang sama berlarian mengejar si bundar yang seakan tak kenal berhenti. 
  
Tak ada hari bahagia tanpa cerita. Ada satu hari bahagia yang masih terekam dalam memori saya. Satu hari yang kisahnya dimulai bertahun-tahun sebelumnya, ketika saya menonton pertandingan bola di salah satu stasiun TV swasta. Siapa yang mengira saat itu ada yang membuat saya jatuh cinta. Bukan pada satu, tapi dua hal sekaligus. Cinta pertama, dan cinta pada pandangan pertama (banyak banget ya cinta pertama saya? Sudahlah). Dan, hari itu akhirnya datang juga. Penantian saya nggak sia-sia. Inter datang ke Indonesia!

Heol! Saya masih bisa tahan melewatkan konser Beast yang diselenggarakan dua bulan sebelumnya. Tapi sekarang nggak lagi. Saya harus bisa nonton langsung. Mimpi Giuseppe Meazza mungkin masih terlalu jauh, tapi SGBK hanya di Jakarta. Hanya Jakarta. Terbayang Om Zannetti manggil-manggil saya dengan senyum khasnya. Akhirnya setelah melewati kegalauan dan dengan berbagai pertimbangan, rasa cinta sayalah yang menang. 
Semakin siang, suasana makin mencair. Panas terik matahari tak pernah jadi masalah. Sambil menunggu petang, kami menelusuri jejak sejarah klub yang berdiri tahun 1908. Tiket cantik di tangan terasa bagaikan permata. Muka yang nggak kobe karena terpapar panas seharian nggak lagi saya pedulikan. Begitu Om Zannetti dan kawan-kawannya memasuki lapangan, rasanya… deg degan? Takjub? Saya hanya, bahagia.

Satu stadion bersorak untuk tim yang sama, keduanya. Tak ada lawan, semua kawan. Keren, tapi agak ngeri, sih, sama kelakuan ‘aneh’ temen-temen supporter yang lain. Barangkali itu memang bumbunya, saya nggak ngerti. Saya hanya bisa nonton sambil berdoa semoga bisa selamat sampai pulang nanti. 

Hanya satu hal yang kurang hari itu. Satu-satunya orang yang membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Orang yang membuat gol pada menit pertama dia memasuki lapangan. Gol pertama untuk timnya setelah cukup lama bermain dengan skor kacamata. Julio Ricardo Cruz. Dia memang tak lagi disana, tapi dia tetap di hati saya. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar