#30HariMenulis
-empatbelas-
Lautan hitam-biru terbentang di depan mata. Menakjubkan.
Tapi bukan yang banyak itu yang membuat bibir ini tak berhenti tersenyum
sepanjang hari. Disana, puluhan, tidak, ratusan meter di bawah sana, ada
sosok-sosok dengan warna yang sama berlarian mengejar si bundar yang seakan tak
kenal berhenti.
Tak ada hari bahagia tanpa cerita. Ada satu hari bahagia yang masih terekam dalam memori saya. Satu hari yang kisahnya dimulai bertahun-tahun sebelumnya, ketika saya menonton pertandingan bola di salah satu
stasiun TV swasta. Siapa yang mengira saat itu ada yang membuat saya jatuh
cinta. Bukan pada satu, tapi dua hal sekaligus. Cinta pertama, dan cinta pada
pandangan pertama (banyak banget ya cinta pertama saya? Sudahlah). Dan, hari
itu akhirnya datang juga. Penantian saya nggak sia-sia. Inter datang ke
Indonesia!
Heol! Saya masih bisa tahan melewatkan konser Beast yang
diselenggarakan dua bulan sebelumnya. Tapi sekarang nggak lagi. Saya harus bisa
nonton langsung. Mimpi Giuseppe Meazza mungkin masih terlalu jauh, tapi SGBK
hanya di Jakarta. Hanya Jakarta. Terbayang Om Zannetti manggil-manggil saya
dengan senyum khasnya. Akhirnya setelah melewati kegalauan dan dengan berbagai
pertimbangan, rasa cinta sayalah yang menang.
Satu stadion bersorak untuk tim yang sama, keduanya. Tak ada
lawan, semua kawan. Keren, tapi agak ngeri, sih, sama kelakuan ‘aneh’
temen-temen supporter yang lain. Barangkali itu memang bumbunya, saya nggak
ngerti. Saya hanya bisa nonton sambil berdoa semoga bisa selamat sampai pulang
nanti.
Hanya satu hal yang kurang hari itu. Satu-satunya orang yang membuat saya jatuh
cinta pada pandangan pertama. Orang yang membuat gol pada menit pertama dia
memasuki lapangan. Gol pertama untuk timnya setelah cukup lama bermain dengan
skor kacamata. Julio Ricardo Cruz. Dia memang tak lagi disana, tapi dia tetap di hati saya. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar