Minggu, 26 Oktober 2014

tanpa cahaya

Jika tak ada cahaya, apalah arti warna.
Jika tak ada cahaya, dunia mungkin akan lebih menakutkan kita.
Jika tak ada cahaya, bagaimana penglihatan itu dapat diartikan?
Jika tak ada cahaya, pastilah aku telah hilang kehabisan nafas.
Karena ada cahaya, aku, kau, kita, bisa saling melempar tawa.

Cahaya, udara, air, banyak sekali hal yang sangat erat dengan kehidupan kita yang sering lupa kita syukuri. Lupa karena mereka terlalu dekat, lupa karena mereka terlalu banyak, lupa karena kita merasa mereka biasa. Padahal sekalinya mereka menghilang walau sebentar saja, maka bukan mustahil kitalah yang selanjutnya menghilang. Heum, jadi agak serem gini. Tapi ini serius lho.
Coba ingat, saat salah satu dari mereka hilang sesaat, semisal mati lampu di tengah malam (seperti saya sekarang), atau kemarau panjang dan sumber air banyak yang kering, atau saat kehausan tapi tak punya minum dan tak ada warung, barulah terasa bahwa ternyata mereka sangat berharga. Dan, semua hal berharga itu bisa kita dapatkan denan mudah bahkan cuma-cuma. Kurang baik apa Tuhan sama kita coba? Apalagi kalau ingat bahwa tak semua orang semujur kita. Diluar sana masih banyak orang yang 'terbiasa' kekurangan air, tidak bisa melihat cahaya, dan bahkan tak bisa hidup tanpa alat bantu.
Ya, itulah manusia, lagi-lagi lupa jika tak selalu diingatkan. Itulah manusia, itulah saya. Tapi, selain karena terlalu dekat, kadang kita juga lupa bersyukur karena mereka terlalu jauh. Ya, karena selalu merasa kurang, merasa tak memiliki, kadang kita juga lupa mensyukuri apa yang ada yang telah diberikan. Kita sering terlalu sibuk mengeluh dan berpikir tentang apa yang tak kita miliki, tanpa mengingat apa yang kita miliki selama ini, tanpa melihat makna dibalik semuanya.
Mati listrik malam ini benar-benar menyentil saya. Saya yang beberapa hari ini mengeluh sakit ini sakit itu, padahal tak seberapa. Lihat saja, sekalinya mati lampu langsung sesak napas dan takut orang jahat. Selama lampu aman ngapain aja? Sudahlah, mudah-mudahan sebentar lagi listrik kembali menyala, saya bisa move on dan tak lupa lagi untuk bersukur, tapi lupa untuk mengeluh. Selamat malam separuh dunia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar